Jazz Gunung kali ini adalah Jazz Gunung keempat dan merupakan Jazz Gunung pertamaku. Pada tahun-tahun sebelumnya ketika Vindra Kirana (seniorku dalam bab manajemen perpanggungan) mengajakku untuk ikut terlibat sebagai kru Jazz Gunung aku selalu berhalangan. Pada tahun sebelumnya aku tidak bisa ikut karena harus melaksanakan KKN, tugas mulia akademisi untuk mengabdi kepada masyarakat. Nah, pada Jazz Gunung kali ini Vindra Kirana sudah hijrah ke Balikpapan untuk suatu hal entah apa. Jadilah kemudian aku harus menggantikan tugasnya menjadi manajer panggung Jazz Gunung kali ini.
Preset Jazz Gunung 2012
Suasana ketika pertunjukan Jazz Gunung 2012
Berpose bersama Mas Heru Piyel & Mbak Hera Ariani didepan rumah penginapan
Jazz Gunung diadakan di open stage sebuah hotel ternama bernama Java Banana Bromo yang tentu saja sesuai namanya terletak di area Gunung Bromo. Hotel itu milik seorang tokoh yang berkecimpung di bidang perbankan bernama Sigit Pramono yang bersama dengan duo Butet Kertaredjasa dan Djaduk Ferianto menjadi penggagas acara ini (silakan googling jika tidak tahu siapa Pak Butet dan Pak Djaduk). Tahun 2012 ini untuk pertama kalinya Jazz Gunung diadakan selama 2 hari pada tanggal 6 dan 7 Juli 2012. Line-up nya asyik-asyik. Hari pertama ada Muci Choir, sebuah band Jazz dengan 6 vokalis dari Yogyakarta, Iga Mawarni yang diiringi oleh Everyday Band, Ring of Fire sebuah proyek kolaborasi Djaduk Ferianto, Slamet Gundono dan Dewa Budjana, Barry Likumahuwa yang main bersama ayahnya Benny Likumahuwa, dan kelompok kesenian tradisional dari Probolinggo yang bernama Gita Taruna. Untuk hari kedua ada Trio Jazz yang dipimpin seorang musisi asal Surabaya bernama Gondo, kemudian Iga Mawarni & Ring of Fire juga tampil kembali, lalu ada kelompok kesenian tradisional Banyuwangi bernama Damarwangi, dan ditutup oleh dua vokalis ternama di Indonesia yang memutuskan untuk berkolaborasi yaitu Glenn Fredly dan Tompi.
Tantangan terbesar Jazz Gunung adalah soal cuaca dingin. Nah, pada saat acara ini kebetulan aku sedang berada dalam kondisi stamina 80% karena barusaja pulih dari cedera retak tulang pinggang akibat jatuh dari atas panggung. Kombinasi tulang retak yang terkena cuaca dingin agak tidak direkomendasikan :))
*semua foto diambil oleh Hera Ariani & Indra Wicaksono dari Pak Jepret Photogtaphy
Tidak ada komentar:
Posting Komentar