Jumat, 20 Juli 2012

Jogja Broadway : APEL I'M IN LOVE

Sebenarnya lakon pertunjukan berjudul ini sudah berkali-kali dipentaskan oleh lembaga sub-unit dari Kolektif Artist Teater Garasi yang bernama Jogja Broadway. Setiap musim liburan di Bulan Juli lakon ini dipentaskan selama 5 hari di Gedung Soicieted Taman Budaya Yogyakarta dengan judul Pangeran Bintang & Putri Embun Hanya saja pertunjukan kali ini dipentaskan di Jakarta dalam rangkaian Festival Indonesia Kita di Graha Bhakti Budaya Taman Ismail Marzuki. Judulnya pun diubah sedikit menjadi Apel I'm In Love. Pertunjukannya melibatkan artis-artis nasional juga seperti Olga Lydia, Trio GAM dan Yu Ningsih a.k.a Yu Beruk.

Ini adalah proses pertamaku bersama Teater Garasi. Aku diajak untuk berproses disana oleh Ignatius Sugiarto a.k.a Pak Clink, seorang penata cahaya dan penata artistik berskala internasional. Harapannya dengan berproses bersama Teater Garasi aku bisa belajar banyak dalam hal manajemen panggung dan pada akhirnya menjadi seorang manajer panggung yang madani. Pak Clink memang sedang gundah karena menurutnya sejak kepergian manajer-manajer panggung handal seperti Johan Didik dan Vindra Kirana yang hijrah keluar kota, Jogjakarta tidak mempunyai seorang manajer panggung yang ideal.

Nah, karena ini adalah proses pertamaku maka kali ini aku diberi peran sebagai seorang asisten manajer produksi. Aku menjadi asisten dari Galuh Wulandari (manajer produksi pertunjukan ini) yang menangani kebutuhan artistik panggung.

 Setting Jogja Broadway : Apel I'm In Love

 Briefing All Team sebelum pertunjukan

Berpose bersama seluruh penampil

Setelah lakon Apel I'm In Love ini aku Insya Allah akan berproses lagi bersama Jogja Broadway dengan lakon berjudul Ekspedisi Wisanggeni pada akhir tahun ini. Semoga besok ketika proses berikutnya statusku sudah jadi sarjana :D

*seluruh foto diambil oleh Tomomi Yokosuka

JAZZ GUNUNG 2012


Jazz Gunung kali ini adalah Jazz Gunung keempat dan merupakan Jazz Gunung pertamaku. Pada tahun-tahun sebelumnya ketika Vindra Kirana (seniorku dalam bab manajemen perpanggungan) mengajakku untuk ikut terlibat sebagai kru Jazz Gunung aku selalu berhalangan. Pada tahun sebelumnya aku tidak bisa ikut karena harus melaksanakan KKN, tugas mulia akademisi untuk mengabdi kepada masyarakat. Nah, pada Jazz Gunung kali ini Vindra Kirana sudah hijrah ke Balikpapan untuk suatu hal entah apa. Jadilah kemudian aku harus menggantikan tugasnya menjadi manajer panggung Jazz Gunung kali ini.

    Preset Jazz Gunung 2012

    Suasana ketika pertunjukan Jazz Gunung 2012


     Berpose bersama Mas Heru Piyel & Mbak Hera Ariani didepan rumah penginapan

Jazz Gunung diadakan di open stage sebuah hotel ternama bernama Java Banana Bromo yang tentu saja sesuai namanya terletak di area Gunung Bromo. Hotel itu milik seorang tokoh yang berkecimpung di bidang perbankan bernama Sigit Pramono yang bersama dengan duo Butet Kertaredjasa dan Djaduk Ferianto menjadi penggagas acara ini (silakan googling jika tidak tahu siapa Pak Butet dan Pak Djaduk). Tahun 2012 ini untuk pertama kalinya Jazz Gunung diadakan selama 2 hari pada tanggal 6 dan 7 Juli 2012. Line-up nya asyik-asyik. Hari pertama ada Muci Choir, sebuah band Jazz dengan 6 vokalis dari Yogyakarta, Iga Mawarni yang diiringi oleh Everyday Band, Ring of Fire sebuah proyek kolaborasi Djaduk Ferianto, Slamet Gundono dan Dewa Budjana, Barry Likumahuwa yang main bersama ayahnya Benny Likumahuwa, dan kelompok kesenian tradisional dari Probolinggo yang bernama Gita Taruna. Untuk hari kedua ada Trio Jazz yang dipimpin seorang musisi asal Surabaya bernama Gondo, kemudian Iga Mawarni & Ring of Fire juga tampil kembali, lalu ada kelompok kesenian tradisional Banyuwangi bernama Damarwangi, dan ditutup oleh dua vokalis ternama di Indonesia yang memutuskan untuk berkolaborasi yaitu Glenn Fredly dan Tompi.

Tantangan terbesar Jazz Gunung adalah soal cuaca dingin. Nah, pada saat acara ini kebetulan aku sedang berada dalam kondisi stamina 80% karena barusaja pulih dari cedera retak tulang pinggang akibat jatuh dari atas panggung. Kombinasi tulang retak yang terkena cuaca dingin agak tidak direkomendasikan :))

*semua foto diambil oleh Hera Ariani & Indra Wicaksono dari Pak Jepret Photogtaphy